Pengalaman Tes Wawancara Psikologi ( Pertanyaan dan Jawabanya )

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman pribadi tentang pertanyaan dan jawaban wawancara psikologi ketika saya melakukan sesi interview kerja dengan sikolog.Proses interviw dengan psikiater ini saya lakukan ketika melamar pekerjaan di perusahaan atau PT di daerah cikarang beberapa waktu yang lalu.

Wawancara psikologi sangat berbeda dengan interview biasa dengan user atau manager,contohnya dalam hal pertanyaan yang ditanyakan dan jawabanya.Selain itu ada penilaian yang sedikit " aneh " kalau menurut saya pribadi,saya akan menceritakanya semua kepada anda.


Tes Wawancara Kerja Psikologi




Jawaban tes wawancara psikologi lengkap engan pertanyaan yang keluar



Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala hal yang berkitan dengan perilaku atau tingkah laku seorang manusia.Termasuk kedalamnya adalah kondisi mental atau psikis seseorang.

Dan untuk orang yang mempelajari atau mendalami ilmu pengetahuan ini disebut psikolog atau psikiater.

Kondisi psikis satu orang dengan orang yang lainya akan berbeda-beda bahkan dalam satu keluarga sekalipun belum tentu kondisi psikisnya sama.Perbedaan kondisi ini biasanya disebabkan oleh banyak faktor seperti tekanan hidup,trauma mendalam akan suatu hal dan sebagainya.


Hubunganya Psikologis Dengan Pekerjaan Apa?


Jelas sangat erat kaitanya,gampangnya begini : Jika ada seorang yang kondisi mental/sikisnya terganggu,selain akan berbahaya jika diterima bekerja,orang dengan kondisi seperti itu bisa merugikan perusahaan.

Sebenarnya untuk mengetahui hal ini,sudah dilakukan dengan menggunakan metode test psikotes kepribadian.Tetapi akan lebih diteliti lagi dalam proses interview ini.

Dan untuk mengetahuinya dengan pasti,yang melakukan prosesi interview haruslah orang yang memang berpengalaman dan berpengetahuan,maka dipilihlah seorang psikiater.

Waahh,jadi kemana-mana yaa.Ok saya langsung saja ceritakan apa yang saya alami beberapa waktu yang lalu saat melakukan prosesi interview dengan psikiater.


1. Proses Absen


Pertama yang akan saya ceritakan ketika proses absen berlangsung.Seperti seleksi perusahaan,ketika kami ( para pelamar ) sudah berkumul di lokasi gedung yang ditentukan dan memang sudah RESMI dari perusahaan lokasinya disana,kami duduk dengan santai.

Beberapa menit berlalu,datanglah seorang wanita paruh baya dengan pakaian " seperti dokter " tapi tidak membawa alat kedokteran ".Bajunya itu yang putih seperti jas yaa mirip dengan yang dipakai dokter-dokter dirumah sakit lah.

Setelah beliau masuk,beliau memberikan kertas absen untuk kami para pelamar melakukan absen.Setelah selesai,tanpa basa-basi,satu persatu dari kami dipanggil kedepan untuk langsung interviw.


2. Interview di Hadapan Peserta Lain


Sebenarnya saya sedikit kaget ketika kami dipanggil kedepan satu persatu untuk melakukan tahapan interviw.Difikiran saya,prosesnya itu didalam ruangan khusus dengan bertatap muka antara pelamar dan yang menginterview.

Tak taunya,kami langsung saja di " introgasi " di depan muka alias ddepan para pelamar lain.Tadinya saya sempat berfikir " waahhh,ini ndak profesional nih,nanti yang lain kan jadi tau pertanyaanya,ndak fair ini ".

Ternyata tidak seperti yang saya fikirkan.Memang seleksinya itu didepan para peserta lain,tetapi suaranya itu pelan dan memang ketika menjawab dengan suara keras,psikiaternya melarang " tak perlu keras-keras mas,yang penting jelas " ( itu yang dikatakan kepada saya ketika saya jawabnya pakai suara sedikit keras ).


3. Instruksi Aneh


Tiba giliran saya dipanggil kedepan.Disinila proses yang saya anggap sedikit aneh seperti yang saya ceritakan diawal artikel.Taukah anda apa yang aneh?


  • Melihat Potongan Rambut

Sebenarnya,sebelum melakukan prosesi interview ini,pihak HRD sudah menginstruksikan untuk memotong rambur bagis semua peserta.HRD mengatakan kalau peserta diwajibkan memotong rambut " pendek rapi ",jujur saya tidak tau maksudnya jadi saya potong bros saja ( potong 1 cm ).

Ketika saya duduk,psikiater itu menyuruh saja menengok ke kanan dan kekiri dengan melihat-lihat potongan rambut saya.

Saya tambah bingung lagi disini.Tetapi saya ambil positifnya saja,mungkin beliau ingin melihat apakah saya mengikuti instruksi HRD atau tidak ( mungkin ),pasalnya : Peserta yang tidak potong rambut,seperti " dicoret namanya " di kertas yang ada di meja,tetapi tetap di interview sih.

  • Melihat Cara Berpakaian

Setelah selesai melihat rambut,kemudian saya disuruh untuk berdiri dan berputar ke kanan dan kekiri ( seperti model lagi di peragaan busana gitu ).Puter kanan,puter kiri dan beberapa kali memgang baju saya khususya bagian sabuk.

Perlahan saya mulai faham jika yang sedang beliau lakukan adalah " MELIHAT PENAMPILAN " pelamar.Yang menjadi pertanyaan saya,apakah mungkin penampilan menjadi point yang dinilai?

Saya menemukan jawaban untuk ini,ternyata bukan penampilan dalam artian yang ganteng dan bersih yang dicari,melainkan beliau mencari YANG MEMATUHI INSTRUKSI dan yang rapih serta rajin.

Darimana saya dapat kesimpulan ini? Soalnya yang ganteng-ganteng banyak yang tidak lolos,saya jelek bisa lolos,berarti kan bukan mencari muka,tapi kerapihan dan kepatuhan terhadap indtruksi HRD,hehe.

  • Melihat Kuku

Dari serangkaian intruksi yang sangat aneh,inila YANG PALING membuat saya bingung.Psikiater meminta saya ( dan peserta lainya ) untuk memperlihatkan kuku tangan di atas meja saat masing-masing dari kami di interview.

Dengan perasaan bingung dan tidak tau harus bagaimana,saya mengikuti saja apa yang sikiater minta.Saya letakan kedua tangan di meja,dilihatnya sebentar dan beliau mengatakan " OK,BAGUS ".

Sebenarnya lega juga dengar kalimat itu,tapi saya masih belum mengerti maksudnya itu apa dan sedang apa sikiater itu.Sampai akhirnya saya ceritakan dengan orang rumah apa yang saya alami,kemudian ibu saya memberikan jawaban yang sangat mencerahkan,apa itu?

Ibu saya : Itu orangnya lihat kuku mau nilai kamu,biasa kerja atau ndak,orang yang kukunya panjang apalagi laki-laki,pasti nggak pernah kerja keras

Saya : Ilmu darimana itu ( sambil ketawa ngakak )

Ibu ku : Sekarang kamu panjangin kukumu,terus habis itu benerin genteng yang bocor,kalu ndak bantuin bapakmu beresin kayu bakar,lihat patah ndak kukunya?

Saya : Diam seribu bahasa dan akhirnya sadar betapa bodohnya diri ini

TERNYATA : Itulah maksud dari melihat kuku yang dilakukan psikiater tempo hari.Walaupun saya tidak mengerti,sukurlah saya lulus karena memang saya tidak punya dan tidak suka kuku panjang.


3. Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Psikologi


Setelah serangkaian hal aneh,tibalah saat yang paling mendebarkan,yaitu prosesi tanya jawab.Untuk bentuk yang dotanyakan sebenarnya biasa saja ( seperti interview kebanyakan PT pada umumnya ) seperti contoh nya :
  • Perkenalan
  • Riwayat sekolah ( lulusan apa,jurusan apa,lulus tahun berapa dan sebagainya )
  • Riwayat keluarga ( anak keberapa,saudaranya berapa,pekerjaan orang tua apa dan seterusnya )
  • Hobi
  • Motivasi
  • Ingin gaji berapa
  • kekurangan dan kelebihanya apa
  • Pengalaman kerja dimana
 Sangat umum bentuk pertanyaanya.Untuk anda yang pernah menjumpai sesi seleksi interview,pasti tidak akan asing dengan bentuk seperti diatas.

Untuk jawabanya juga umum saja,tidak terlalu sulit.Bagi anda yang baru lulusan SMK/SMA alias fresh graduate,mungkin akan kesulitan menjawabnya,tapi tenang saja,saya sudah jelaskan di artikel sebelumnya.

BACA :






Bukan jawabnya yang susah,tapi psikiaternya killer!

Seperti yang saya katakan sebelumnya kalau bentuk yang ditanyakan itu UMUM seperti biasanya orang interview,tapi yang sedikit bikin gugup itu,psikiaternya killer banget.Killer bagaimana?

Ketika saya menjawab SEMUA pertanyaanya,beliau SELALU MENATAP TAJAM MUKA SAYA.Bener-bener lihat saya seperti polisi lihat orang jahat gitu lah,tak berkedip kayaknya,hadehhh.

Jadi setiap saya jawab,beliau melihat saya seolah-olah saya ini mangsanya kayaknya.Tidak melotot,tapi ndak kedip,gimana jelasinya yaa.Pokoknya gitulah.


Kenapa melihatnya seperti itu?

Ini hanya asumsi saya saja yaa.Kemungkinan,beliau itu " MEMBACA RAUT WAJAH " apakah yang dtanya itu jujur atau bohong.Tapi ini hanya asumsi saja yaa,karena saya tidak teralu mengerti ilmu tentang sikologis dasar manusia.

Jika memang anda menghadapi situasi seperti ini,saya ada sedikit solusi atau jalan keluar cara mengatasinya,yaitu :
  • Jawab dengan tegas dan jangan bertele-tele ( jangan terlalu banyak mengeluarkan guman " hmmm " )
Kalau anda jawabnya bertele-tele dan terlalu sering menggumam seperti itu,akan terlihat seperti orang yang sedang berbohong dan sedang memikirkan jawaban palsu.Jawab saja tegas dan sekali jawab ( yang meyakinkan lah intinya ).


Demikian pembahasan tentang pengalaman pribadi saya ketika melakukan wawancara/interview psikologi dengan psikiater.Semoga bisa membantu anda.Terimakasih telah membaca,see uu.
Tanpa komentar

0 komentar untuk Pengalaman Tes Wawancara Psikologi ( Pertanyaan dan Jawabanya ).


Perlihatkan Semua Komentar

Tutup Semua Komentar