Perpajakan adalah bagian penting dalam operasional perusahaan. Kamu yang sedang belajar perpajakan pasti sering menemukan berbagai kasus perhitungan pajak yang harus diselesaikan dengan tepat. Supaya kamu makin paham cara menghitung pajak di dunia kerja, di artikel ini kamu akan menemukan pembahasan yang lengkap dan mudah dipahami. Tidak cuma itu saja, kami juga akan berikan beberapa contoh soal perpajakan dan jawabannya agar kamu bisa belajar.
Apa Itu Perpajakan Perusahaan
Ketika sebuah perusahaan beroperasi, mereka memiliki kewajiban membayar pajak atas penghasilan, transaksi, karyawan, hingga barang yang dibeli atau dijual. Pajak perusahaan menjadi pemasukan penting bagi negara karena digunakan untuk pembangunan dan layanan publik.
Kamu akan banyak menghitung pajak penghasilan badan atau PPh Badan, pajak pertambahan nilai atau PPN, serta pajak yang terkait dengan karyawan seperti PPh Pasal 21. Sebagai akuntan atau staf keuangan, kamu wajib tahu cara menghitungnya sesuai aturan.
Mengapa Kamu Perlu Belajar Melalui Simulasi
Belajar perpajakan tidak cukup hanya memahami teori. Tanpa latihan, kamu akan bingung saat menghadapi kasus nyata seperti transaksi pembelian aset, pembayaran gaji, atau penjualan barang. Dengan simulasi, kamu bisa memahami alur perhitungan dari awal hingga akhir. Beginilah cara yang sering digunakan dalam contoh soal perpajakan dan jawabannya yang biasa dipelajari di kampus atau tempat kursus.
Simulasi Perhitungan PPh Badan pada Perusahaan Jasa
Studi Kasus
Kamu bekerja di perusahaan konsultan manajemen bernama PT Maju Sukses. Pada tahun fiskal terakhir, perusahaan mencatat data berikut
- Pendapatan jasa 1.200.000.000 rupiah
- Biaya operasional 600.000.000 rupiah
- Biaya gaji 300.000.000 rupiah
- Biaya penyusutan 50.000.000 rupiah
- Sumbangan yang tidak boleh dibebankan 20.000.000 rupiah
Cara Menghitung
Pertama kamu hitung laba kena pajak. Rumusnya adalah pendapatan dikurangi biaya yang boleh diakui. Karena ada biaya yang tidak boleh dibebankan, maka harus ditambahkan kembali.
Laba komersial
Pendapatan 1.200.000.000
Biaya operasional dan gaji 900.000.000
Sisa laba sebelum penyusutan 300.000.000
Ditambah biaya tidak boleh dibebankan 20.000.000
Total laba kena pajak 320.000.000 rupiah
Berikutnya menghitung pajak penghasilan perusahaan. Tarif PPh badan saat ini adalah 22 persen.
Perhitungan
PPh terutang 22 persen x 320.000.000
Hasil 70.400.000 rupiah
Kesimpulan Kasus
Kamu bisa lihat bahwa laba komersial dan laba kena pajak itu bisa berbeda karena ada biaya tertentu yang tidak diperbolehkan. Perhitungan perpajakan perusahaan harus mematuhi aturan fiskal, bukan hanya pencatatan akuntansi saja. Di contoh soal perpajakan dan jawabannya seperti ini kamu bisa meningkatkan ketelitian dan pemahaman konsep.
Simulasi PPN pada Perusahaan Dagang
Studi Kasus
PT Makmur Bersama menjual berbagai kebutuhan rumah tangga. Dalam satu bulan perusahaan melakukan transaksi sebagai berikut
- Penjualan barang kena pajak sebesar 500.000.000 rupiah
- Pembelian barang kena pajak sebesar 200.000.000 rupiah
Tarif PPN yang berlaku adalah 11 persen.
Cara Menghitung
Kamu perlu menghitung dua hal penting yaitu Pajak Keluaran dan Pajak Masukan.
Pajak Keluaran
PPN x Penjualan
11 persen x 500.000.000
55.000.000 rupiah
Pajak Masukan
PPN x Pembelian
11 persen x 200.000.000
22.000.000 rupiah
Pajak yang harus disetor adalah Pajak Keluaran dikurangi Pajak Masukan
PPN Terutang
55.000.000 dikurangi 22.000.000
33.000.000 rupiah
Kesimpulan Kasus
Kamu sudah tahu bagaimana cara menghitung PPN untuk perusahaan dagang. Jika angka Pajak Masukan melebihi Pajak Keluaran, perusahaan dapat kompensasi atau meminta restitusi namun harus melalui prosedur khusus.
Simulasi PPh Pasal 21 Karyawan Perusahaan
Studi Kasus
PT Teknologi Hebat memiliki seorang staf bernama Dimas dengan gaji sebulan 8.000.000 rupiah. Dimas menikah dan memiliki satu anak jadi PTKP yang berlaku adalah K1. Dimas juga membayar iuran pensiun yang boleh dikurangkan sebesar 100.000 rupiah per bulan.
Cara Menghitung
Hitung penghasilan neto sebulan
Gaji 8.000.000
Dikurangi iuran pensiun 100.000
Penghasilan neto per bulan 7.900.000 rupiah
Hitung penghasilan neto setahun
7.900.000 x 12
94.800.000 rupiah
PTKP K1 adalah 58.500.000 rupiah
PKP setahun
94.800.000 dikurangi 58.500.000
36.300.000 rupiah
Tarif PPh Pasal 21 5 persen untuk PKP sampai 60 juta rupiah
PPh terutang
5 persen x 36.300.000
1.815.000 rupiah per tahun
PPh per bulan
1.815.000 dibagi 12
151.250 rupiah
Kesimpulan Kasus
Kamu perlu memahami PTKP, tarif pajak progresif, dan komponen pengurang. Melalui latihan seperti ini yang juga sering muncul dalam contoh soal perpajakan dan jawabannya kamu akan lebih cepat memahaminya.
Tips Penting Agar Tidak Salah Hitung Pajak Perusahaan
- Pastikan Data Akurat
Seluruh perhitungan pajak dimulai dari pencatatan transaksi. Jika data salah maka pajaknya juga salah. - Gunakan Peraturan Terbaru
Aturan perpajakan bisa berubah sewaktu waktu jadi kamu wajib update informasi. - Bedakan Biaya Fiskal dan Biaya Komersial
Sebagian biaya tidak boleh diakui untuk tujuan pajak sehingga harus ditambahkan kembali. - Simpan Bukti Transaksi
Semua faktur, kontrak, dan bukti potong harus tersedia saat audit. - Latihan Secara Rutin
Semakin sering kamu menyelesaikan simulasi maka kemampuanmu akan terus meningkat.
Kesimpulan
Kamu bisa mengembangkan pemahaman bukan hanya melalui teori di kelas tetapi juga melalui studi kasus seperti di artikel ini. Perpajakan itu tidak sesulit yang dibayangkan jika kamu tahu langkah perhitungannya. Dengan rajin latihan terutama pada soal yang memuat perhitungan PPh Badan, PPN, dan PPh Pasal 21 kamu akan siap menghadapi dunia kerja atau ujian profesional.


Posting Komentar